Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 01:56:29【Resep】317 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(56599)
Artikel Terkait
- Pemkot Jakbar tindaklanjuti kasus keracunan MBG di SDN Meruya Selatan
- Minum air hangat vs air dingin: Mana yang lebih baik untuk kesehatan?
- Menikmati gemerlap cahaya Guangzhou dari kapal di Sungai Mutiara
- Anggota DPR dukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis
- Kenapa lobster air tawar mudah mati? Ini penyebab dan pencegahannya
- Apindo soroti sektor riil dalam negeri yang masih belum optimal
- Menikmati gemerlap cahaya Guangzhou dari kapal di Sungai Mutiara
- Apa itu perayaan Diwali yang disebut dengan Festival Cahaya?
- Keracunan menu MBG, Jakbar periksa keterlibatan produk UMKM
- Kecemasan orang tua bisa memperparah alergi pada anak
Resep Populer
Rekomendasi

Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan

Satgas sebut gudang cengkeh di AS kosong imbas kasus zat radioaktif

KKP: Ribuan kontainer udang asal Indonesia boleh masuk AS

Mengenal bahaya Cesium

Pemprov Jateng: MBG telah sasar 6,3 juta penerima manfaat

Minum air hangat vs air dingin: Mana yang lebih baik untuk kesehatan?

Rekomendasi perawatan kesuburan melalui teknologi medis & terapi

PBB: Akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dibuka lagi